GICF News – Wakil Presiden KH Maruf Amin, meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) berperan dalam pelibatan tokoh agama untuk percepatan penurunan kasus stunting.
Hal tersebut disampaikan Wapres saat menghadiri acara Rakornas Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga, Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dirangkai dengan kegiatan Deklarasi Aksi Zero Stunting.
Wapres berharap kepada MUI melalui Aksi Zero Stunting menuju Indonesia Emas 2045 dapat tampil sebagai penggerak umat, sekaligus menjadi mitra strategis Pemerintah dalam upaya percepatan penurunan stunting.
“Melalui Aksi Zero Stunting menuju Indonesia Emas 2045, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat tampil sebagai penggerak umat, sekaligus menjadi mitra strategis pemerintah dalam upaya pencapaian target percepatan penurunan stunting,” kata Wapres Ma’ruf Amin pada acara Rapat Koordinasi Nasional Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (KPRK) MUI di Istana Wapres, Senin.
Wapres mengatakan bahwa ulama dan tokoh agama memiliki gaya pendekatan yang mudah dipahami masyarakat. Oleh karenanya, Wapres menyerukan agar para ulama dan tokoh agama dapat terlibat dalam menekan angka stunting dari sebelumnya 21,6 persen pada 2022 menjadi 14 persen pada 2024.
Penurunan stunting adalah merupakan bagian dari perintah agama, yaitu sebagai perlindungan jiwa, perlindungan akal, dan perlindungan keturunan. Artinya, ini menjadi bagian dari ibadah yang harus diamalkan dan didakwahkan kepada masyarakat.
Wapres menyampaikan sejumlah pesan agar sumber daya berkualitas, berdaya saing, dan utamanya, bebas stunting menuju Indonesia Emas 2045.
Setidaknya terdapat empat peran ulama dalam penanganan stunting guna mewujudkan Indonesia Emas 2045, yaitu sebagai sumber ilmu (mambaul ‘ulum), pendidik (murabbi), penggerak (muharrik), dan teladan (uswatun hasanah) bagi masyarakat.
Wapres merinci bahwa pada tahun 2022, masih ada sekitar satu dari lima balita Indonesia yang mengalami stunting, atau kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama. Untuk mencapai target 14 persen stunting tahun 2024, diperlukan upaya ekstra yang menuntut kerja keras, kerja cerdas, dan kerja kolaboratif dari semua pihak, termasuk keterlibatan para ulama dan tokoh agama.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum MUI Marsudi Suhud menyampaikan bahwa penanganan stunting yang saat ini sedang diupayakan bersama adalah demi kebaikan bersama bangsa Indonesia untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin masa depan, terlebih dalam menyambut Indonesia Emas 2045.
“Kita mengurusi stunting adalah demi kemaslahatan individu-individu dengan tujuan sesungguhnya untuk bangsa yang maju di Tahun 2045 menyongsong Tahun Emas,” pungkas Marsudi.
Sumber: https://stunting.go.id/aksi-zero-stunting-peran-mui-menuju-indonesia-emas-2045/.